Info

Polwan Pasukan Gegana Pertama di Indonesia

Jumat, 06 September 2019 08:09 WIB

Pasukan Gegana Korps Brimob Polri yang merupakan pasukan khusus Polri, menangani kejahatan dengan tingkat bahaya tinggi sering dikaitkan dengan profesi kaum laki-laki. Pasukan yang dibentuk pada 1974 ini baru menempatkan seorang Polisi Wanita (Polwan) pada tahun 1990, atau 17 tahun setelah pasukan itu berdiri. Wanita pertama yang masuk Brimob kala itu beranggotakan empat Polwan dan ditempatkan di Pasukan Gegana.

Keempat wanita gagah berani itu adalah Ina Rochmatin (22), Atanasia Tri Basuki (21), Serda Sayekti (20) dan Reny Irawati (20). Saat memasuki Gegana, mereka masih berusia 20 tahunan.
Sebagai wanita, tentu saja menjadi anggota Gegana Brimob tidak mudah. Sebab latihan fisik dan tantangan lainnya pun lebih berat dari kepolisian pada umumnya. Apalagi Gegana Brimob ditugaskan untuk berurusan dengan bom, radio aktif, bahan kimia dan perlawanan teror. "Kalau sudah masuk Brimob, hidup mati kami hanya untuk Brimob. Kami memang sudah teken kontrak mati," ujar Ina Rochmatin yang saat itu berpangkat Sersan Dua.

Ina dan ketiga rekannya mengikuti pendidikan dasar Bintara Brimob Jawa Timur dengan rutinitas 60 persen latihan di lapangan. Pendidikan lapangan itu berupa halang rintang lanjutan (merayap, melompat jurang), lintas alam (mendaki gunung, melewati sungai dan gua), survival (bertahan di hutan selama dua hari), escape (menuruni puncak gunung dan berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer), turun tambang dari helikopter dan renang militer sejauh tiga mil.

Awalnya keempat Polwan itu menempuh pendidikan di Sekolah Bintara Polwan Ciputat dan nilai mata pelajaran menembak mereka masuk dalam kategori "kelas satu". Pimpinan Polri yang melihat itu akhirnya menempatkan mereka ke Pasukan Gegana Korps Brimob Polri. Setiap anggota Brimob sudah teken kontrak tetap mengabdi selama 15 tahun di Brimob, sebelum mereka bisa pindah ke polisi umum. Dalam hal ini, juga berlaku bagi wanita. Dalam tugas lapangan, Polwan-polwan Gegana Brimob ini dituntut mampu menjinakan bahan peledak, perlawanan teror, SAR (search and rescue), Dakhura (menghalau kerusuhan massal dengan tameng dan tongkat) dan Resmob (Reserse Mobil). Jika sedang tidak bertugas mereka dijadikan sebagai staf operasi, personel maupun logistik.

Seluruh rintangan itu mungkin membuat orang ragu, namun keempat Polwan itu berhasil membuktikannya. Salah satu sosok terkenal polwan Gegana Brimob era kini adalah Christeel Racheltania Philip atau biasa disapa Brigadir Rachel. Rachel ikut menjadi sorotan pada kerusuhan di Mako Brimob pada 2018 lalu karena Ia satu-satunya perempuan dalam tim itu.